LUBUKLINGGAU, Beligatupdate.com – Suatu langkah bunuh diri secara politik jika Golkar mengambil putusan berdasarkan emosional, bukan berdasarkan kalkulasi politik.
Namun secara terbuka beberapa Politisi Golkar telah menyatakan ke publik agar Golkar mengusung kader sendiri.
Ketua Pusat Kajian Politik dan Hukum (Pusakum) Silampari, Abdul Aziz menilai hal itu sangat wajar karena Golkar sebagai partai pemenang pemilu dan bisa mengusung sendiri tanpa koalisi. Secara politik ini bisa di baca bahwa Golkar sedang melakukan atraksi politik sekaligus membangun soliditas internal untuk menghadapi pertarungan politik.
“Manuver Golkar ini tentu publik membacanya. Upaya Golkar memasangkan kadernya untuk mendampingi incumbent dan itu sangat rasional karena keterpilihan incumbent sangat tinggi,”kata Aziz, Minggu (03/09).
Tetapi hal itu perlu di pertimbangkan kembali karena duet Nansuko Jilid II sudah mendapat respons positif di masyarakat Kota Lubuk linggau, meskipun dalam politik semua kemungkinan bisa terjadi
Lebih lanjut kata Abdul Aziz, di dalam peta perpolitikan Indonesia berduet kembali seperti Nansuko pada Periode ke dua adalah barang langkah, yang biasanya terjadi adalah berhadap hadapan. Nansuko Jilid II punya sisi positif secara politik dan ini menjadi tantangan berat bagi Golkar jika berkeinginan memasangkan kadernya dengan incumbent.
“Kemungkinan Golkar membuka poros baru berhadapan dengan incumbent sangat kecil dilakukan , karena Golkar pasti mempunyai kalkulasi politik yang matang dalam melihat peta politik saat ini,”ujarnya.
Oleh sebab itu, saat ini Golkar sedang berada dalam dua pilihan politik yang harus di hitung secara cermat yaitu, bergabung bersama petahanan untuk mendukung Nansuko Jilid II atau membuka Poros Baru mencalonkan kader sendiri.
Sebaliknya demikian juga Prana Sohe harus mengkalkulasikan secara cermat, apakah harus merubah formasi atau tidak dalam merespon dinamika politik, karena salah mengkakulasi akan berakibat fatal.
“Tentu yang paling baik bagi Golkar adalah bergabung sebagai pengusung utama Nansuko Jilid II untuk memenangkan pertarungan politik 2018. Golkar harus pula memperhitungkan, bahwa konstelasi pemilihan legislatif dan Pilkada jauh berbeda. Pilkada lebih dominan figur, meskipun faktor parpol juga signifikan,”tegasnya.
Terlepas itu semua Golkar sangat cerdas memainkan tensi politik untuk membangun solidaritas internal dengan baik, sehingga beberapa politis Golkar Lubuk Linggau mewacanakan pengusungan kader.
“Bahkan PDIP Lubuk linggau lebih dahulu melakukan hal yang sama, menawarkan figur figur terbaik kader internal dan saat ini PDIP sudah terbaca akan begabung dengan poros yang ada, sebagai sebuah langkah politik yang rasional,”pungkasnya (Rilis/Red).