MURATARA, Beligatupdate.com - Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Alfirmansyah mengatakan bahwa jika air sungai Rupit masih layak untuk digunakan serta bisa dikonsumsi, sebab air tersebut masih dibawah ambang batas.
“Menanggapi pemberitaan kemarin, saya jelaskan, jika air sunga Rupit masih bisa di konsumsi karena dibawah ambang batas. Hal ini kami ketahui berdasarkan hasil Tim DLHP yang turun kelapangan setiap triwulan maupun persemester,”jelas Alfirmansyah saat dijumpai diruang kerjanya.
Ia melanjutkan, jika persoalan yang sekarang ini ada kegiatan masyarakat yang berpotensi merusak lingkungan. Dalam hal ini ada kegiatan masyarakat yang mengambil emas dengan cara menyedot dan meyemprot. Itu yang menjadi persoalan dan harus kita cegah.
“Kalau terkait adanya penyakit gatal-gatal yang bersifat continue atau berkelanjutan, otomatis seluruh masyarakat pasti terkena semua, tapi inikan tidak seluruhnya. Pihaknya akan mengambil tindakan jika adanya laporan dari masyarakat terhadap perusahaan yang memiliki badan hukum,”ungkapnya.
Kadis menjelaskan, masalah lingkungan ini tidak bisa ditindaklanjuti kalau tidak ada pengaduan dari masyarakat langsung, kecuali ada salah satu perusahaan yang sudah mempunyai izin.
”Kita ambil contoh, misalnya si A membuat laporan bahwa anaknya terkena gatal-gatal, ada fotonya, waktunya kapan, tempatnya dimana, jadi kami ada bukti otentik,”paparnya.
Sementara itu, Kadinkes Kabupaten Muratara, dr Mahendra saat dikomfirmasi mengenai penyakit gatal-gatal yang menyerang sejumlah masyarakat khususnya di Desa Noman Kecamatan Rupit tidak dapat dikomfirmasi hingga berulang kali ke kontak pribadinya di 081295927XXX.
Pemberitaan sebelumnya, Masyarakat Desa Noman Kecamatan Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) mengeluhkan penyakit gatal-gatal yang diduga berasal dari Air Sungai Rupit. Sehingga masyarakat berasumsi jika air sungai telah tercemar dan layaknya tidak digunakan lagi oleh masyarakat
Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Noman Kecamatan Rupit, Tabrani mengakui bahwa empat orang anaknya mengalami gatal-gatal yang diduga berasal dari sungai Rupit.
“Anak saya 4 orang kena gatal-gatal, apabila sehabis mandi dari sungai, biasanya gatal itu terjadinya dimalam hari,”ungkapnya.
Ia menuturkan bahwa sudah setahun ini air sungai Rupit berubah dan apabila masyarakat telah mandi mulai terasa gatal.
“Saya pernah bertanya kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup Muratara pak Alfirmansyah mengenai penyebab air sungai yang gatal tersebut pada saat ada sosialisasi di Desa Noman mengenai lingkungan hidup? Kata Pak Alfirmansyah dia belum tahu apa penyebab sebenarnya, beliau menyarankan kepada saya agar menanyakan langsung ke Dinas Kesehatan Muratara. Sebab dia sudah pernah menanyakan kepada Dinas kesehatan muratara mengenai hasil laboratorium air sungai Rupit, tapi pihak Dinkes belum mengeluarkan hasilnya apakah air sungai itu layak digunakan atau tidak,”ceritanya.
Ia berharap kepada Pemerintah agar mengkroscek langsung ke masyarakat yang terkena gatal-gatal.
“Bila Dinas Kesehatan datang ke Desa Noman, saya siap menunjukkan bukti bahwa anak saya terkena gatal-gatal,” harapnya.
Tabrani melanjutkan, jika penyakit gatal ini sudah lama di derita masyarakat.
“Jadi saya minta kepada Dinas Kesehatan agar mengeluarkan himbauan masih layak atau tidaknya air sungai Rupit untuk digunakan,”pungkasnya. (Agus Kristianto)