Lubuklinggau, Beligat.com – Aliansi Selamatkan Hak Rakyat (ASHAR), geruduk kantor dewan kota Lubuklinggau untuk melakukan aksi damai dan menuntut pemerintah kota Lubuklinggau, agar bisa memberi ketegasan mengenai permasalah masyarakat dengan PT Cikencreng, yang dinilai terlalu lama bahkan memakan waktu sampai bertahun.
Ratusan masa yang berasal dari 7 kelurahan, dalam wilayah Lubuklinggau Utara I ini menuntut 8 poin kepada pemerintah kota Lubuklinggau, salah satunya yakni meminta kejelasan duduk perkara mengapa PT Cikencreng masih berkuasa, sedangkan HGU-nya telah hapus per 31 Desember 2017 yang lalu.
“Kami disini merasa terhianati, karena pada waktu perjanjian antara pihak Pemkot Lubuklinggau bersama PT Cikencreng yang tidak melibatkan kami, mengatakan jika akan mebela rakyat hingga titik darah penghabisan,” ujar koordinator aksi, Fran Sembiring, Selasa, (23/7).
Dirinya juga mengaku akan terus melakukan aksi, jika apa yang menjadi tuntutan mereka tidak berhasil, meskipun hingga tetes darah terakhir, karena membela hak rakyat.
“Karena ini baru berbentuk teknis, maka kita akan melanjutkan pada hari Senin depan. Kita akan melakukan rapat di Pemkot Lubuklinggau, karena sesuai dengan janji yang telah disepakati tadi,” katanya.
Di tempat yang sama, Walikota Lubuklinggau, SN. Prana Putra Sohe, yang diwakili Wakil Walikota (Wawako), H. Sulaiman Kohar meyambut baik aksi yang dilakukan warga Lubuklinggau Utara I, yang tanah perkebunan dan tempat tinggal masih dalam sengketa dengan pihak PT Cikencreng.
“Kita sudah melakukan berapa kali rapat dengan pihak PT Cikencreng, maka timbulah inkrah atau kesepakatan. Jadi hasilnya sudah dibagi dan ditetapkan kesepakatan bersama, yakni 534 hektar ke pemirintah, 80 hektar untuk islami center. 631 hektar kembali ke PT Cikencreng,” jelas Sulaiman Kohar.
Wawako juga meminta kepada masyarakat agar percaya kepada pihak Pemkot Lubuklinggau, untuk menyelesaikan permasalah tersebut.
“Yakinlah jika pemerintah tidak akan menyakiti rakyatnya. Kita telah membentuk tim, dan tim tersebutlah yang akan mencari jalan keluarnya,” pungkasnya.*Agus Kristianto/Akew