Bercita-cita Menjadi Guru Bahasa Mandarin Sejak Kecil
LUBUKLINGGAU, Beligatupdate.com – Usia senja tak menyurutkan semangat Wei Ho Ce (70) dalam mendedikasikan diri mengabdi menjadi seorang guru bahasa Mandarin.
Saat ini Wei Ho Ce mengajar bahasa Mandarin di SMA Yadika Kota Lubuklinggau dan seorang translator di sebuah pabrik milik orang Tionghoa di Kecamatan Muara Beliti Kabupaten Musi Rawas.
Keprofesionalan dan kualitasnya telah teruji baik kematangan pengalaman mengajarnya maupun profesinya baik sebagai tenaga pengajar maupun sebagai translator bahasa Mandarin.
“Karir saya sebagai guru dimulai sejak tahun 1980 didekat Bioskop Sindang dan dibelakang Hotel Arya Guna. Sekarang saya mengajar di SMA Yadika Lubuklinggau serta dua sekolah swasta lainnya dekat rumah saya. Saya juga sebagai translator di sebuah pabrik orang Tionghoa di Beliti,” jelasnya saat usai mengajar bahasa Mandarin di ruang Sosiologi lantai 2 (dua) SMA Yadika, Rabu (22/11).
Lelaki kelahiran Pagar Alam itu kembali menjelaskan bahwa metode belajar bahasa Mandarin yang efektif yaitu dengan menulis, membaca dan menterjemahkan kedalam bahasa indonesia.
Sementara itu, salah seorang siswi SMA Yadika, Varalina Febrita Sari (17) menuturkan bahwa dalam menghadapi era globalisasi dan Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) siswa SMA Yadika harus dibekali skill bahasa Mandarin yang telah menjadi bahasa Internasional selain bahasa Inggris.
“Pelajaran bahasa Mandarin sendiri sangat membantu dan bermanfaat bagi kami semua dan jika kita bisa berbahasa Mandarin, maka akan membuka peluang untuk kita nanti,”tuturnya.
Dirinya berharap ilmu bahasa yang telah diberikan berguna baginya dimasa depan.
“Semoga dapat menggunakan bahasa Mandarin dengan baik dan lancar,”pungkasnya. (Navasa Adella/Reki Alpiko).