Lahat, Beligat.com – Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Lahat Raya meminta kepolisian serius menyelidiki kasus kematian Mita (35) warga desa Simpur, Kecamatan Gumai Ulu, Kabupaten Lahat dirinya meregang nyawa saat sedang upahan merumput di kebun di areal milik salah satu warga di desa Tinggi Ari. Mitha meninggal dunia di tempat setelah tersengat arus listrik kabel induk PLN. Minggu, (12/01/20).
YLKI Lahat menduga insiden itu terjadi akibat Standar Operasinal Prosedur (SOP) tidak dijalankan oleh pihak tertentu, sehingga mengakibatkan nyawa pekerja melayang. Apabila hal itu benar terjadi, pihak terkait bisa dihukum pidana akibat kelalaian yang menyebabkan kematian orang lain.
“Polisi harus serius menyelidiki kasus ini, agar bisa diketahui siapa yang harus bertanggung jawab secara hukum terhadap nyawa Mita, apalagi dugaan kami ada SOP yang dilanggar,” kata Sanderson, ST. SH., Ketua YLKI Lahat Raya kepada awak media dikantornya, Senin, 13 Januari 2020.
Menurut Sanderson, ia berharap para pihak mengenyampingkan pemahaman “sudah ajal” karena memang semua akan meninggal jika sudah ajalnya. Namun semua itu pasti ada sebabnya dan harus dilakukan penyelidikan dan penyidikan yang serius. Jika ini benar terjadi maka PLN perlu membenahi diri untuk mengantisipasi agar masalah serupa tidak terulang, sebelumnya YLKI Lahat juga pernah memanggil terkait kabel yang membahayakan,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, kejadian yang merenggut nyawa Mita sendiri terjadi sekira pukul 10.30 WIB, saat dirinya bersama tetangga satu desanya yang berjumlah 11 orang selesai istirahat dan hendak kembali merumput di lokasi kejadian.
Mungkin tidak mengetahui adanya kabel listik yang menjuntai setinggi lebih kurang 1,5 meter dihadapannya, tidak sengaja korban tersenggol kabel yang saat itu sedang dialiri listrik tegangan tinggi.
Akibat kejadian tersebut, korban menderita luka bakar dibagian tangan, muka dan kaki. Korban sudah tak bernapas saat ditemukan di lokasi kejadian.
Sempat rekan korban yang lainnya menyadari adanya daya tarikan listrik tegangan AC tersebut, beruntung menjauh cepat cepat dari lokasi. Keterangan sahabat korban yang berhasil selamat, menjelaskan bahwa pada saat kejadian dirinya hanya menyadari semacam kena sentrum, sebagian tubuh tepatnya dibagian pinggang dan bawa ketiak mengalami sakit.
“Kalau melihat korban langsung pada saat kejadian berlangsung, kami dak jingok. Yang aku rasoke aku kayak keno setrum jugo, bagian pinggang aku sampe sekarang masih pegal,” terang Yurhayati sambil menunjuk kebagian tubuhnya yang sakit.
Petugas meminta keterangan saksi saksi
dilanjutkan Yurhayati, pada saat kejadian pula dirinya mendengar adanya semacam desiran seperti suara setrum. Namun saat itu dirinya bersama sahabatnya mengira hal tersebut adalah suara hewan buas.
“Aku samo Asmar, Leni Sukiarti, Martati, Marleni, Disti, Perta, Ani, Laisa, Sefti dan korban Mita samo samo baru nak merumput lagi usai istirahat. Pas kejadian awalnyo kami dak tau kalau dio keno setrum, ado suaro cak hewan cak itu nah, kami langsung belari galo menjauh dari lokasi. Pada saat itu kami melihat ado api cukup besak di tanah tempat dimano Mita tadi, cuma Mita kami jingok idak ado, baru beberapo saat pas kami cari ruponyo Mita lah tetelungkup di tanah,” ceritanya.
Sementara pihak kepolisian Polsek Pulau Pinang, Piket SPKT Polres Lahat, Satreskrim Polres Lahat, Identifikasi reskrim Polres Lahat, Sat Intel Polres Lahat yang menerima kabar tersebut langsung menuju lokasi kejadian, melakukan olah TKP serta mencari keterangan saksi saksi.
Sanderson mengatakan, pihaknya juga siap apabila keluarga korban (almarhum) Mita membutuhkan pendampingan hukum dalam perkara ini.*Akew/Rilis