MURATARA, Beligatupdate.com – Disperindagkop Muratara mengatakan jika terjadi sejumlah kenaikan harga sembilan bahan Pokok (Sembako) terutama harga telur dan beras merupakan bentuk dari hukum ekonomi yang berlaku di pasar, terutama di wilayah pasar tradisional Kabupaten Muratara.
“Memang harga telur dan beras sekarang ini mengalami kenaikan, hal tersebut menandai berlakunya hukum ekonomi, yakni apabila permintaan banyak tapi barang sedikit maka wajar harga barang tersebut naik, begitu juga sebaliknya, jika barang banyak sedangkan permintaan sedikit maka barang tersebut bisa menurun, paling tidak harga normal,”jelas H. Syamsu Anwar Kadis Perindagkop melalui Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan, Fahrurrozi, Kamis (28/12).
Dirinya mengaku, sejauh ini pihak dari Disperindagkop belum melakukan sidak mengenai kenaikan harga beras dan telur tersebut, karena masih menunggu laporan masuk dan menganggap kenaikan harga tersebut masih dalam kategori wajar.
“Kita belum melakukan sidak mengenai kenaikan tersebut, dan kami rasa harga kenaikan ini wajar karena kembali lagi kepada hukum ekonomi. Apabila tahap kenaikan ini terus melonjak, maka kita akan langsung mengecek ke pasar,” akunya.
Ia melanjutkan, untuk menghindari kenaikan harga yang disebabkan kelangkaan barang, maka pemasaran barang tersebut harus lebih diperbanyak untuk menghindari kelangkaan barang, dengan tujuan harga jual barang tersebut tetap normal.
“Kita ambil contoh beras, bulog yang menangani masalah tersebut, jadi pihak bulog meninjau kepasar-pasar melihat apakah stok beras yang dijual pedagang banyak atau sedikit. Seandainya beras tersebut kurang, maka pihak bulog harus menambah agar harga beras tetap normal,” lanjutnya.
Terpisah, Sari (51) salah satu pedagang yang berada di pasar Lawang Agung Kecamatan Rupit Kabupaten Muratara mengutarakan jika memang stok telur yang berada dipasar sedikit, sehingga para pedagang menaikan harga jualnya
“Kalau saat ini stok telur memang sedikit, dan mengenai harga yang naik kita hanya ikut harga dari agen, karena kami beli harganya naik, mana mungkin kita jual dengan harga yang sama karena pedagang bisa rugi,” pungkasnya.(Agus Kristianto)