LUBUKLINGGAU, Beligatupdate.com – Aksi kekerasan terhadap mahasiswa Unsri yang menyampaikan aksinya ‘dirumah’ sendiri terkait kenaikan Uang Kuliah Tunggal, mendapat respon dari organisasi kemahasiswaan di Lubuklinggau.
Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Lubuklinggau Angga Juli Nasution melalui Waka Bidang Organisasi Hosta Reno mengatakan, tindakan yang dilakukan pihak Universitas Sriwijaya kepada mahasiswa Unsri saat melakukan aksi mengenai kenaikan uang kuliah tunggal (UKT) di kampus yang berujung penonaktifan 3 mahasiswa unsri dan menimbulkan tindakan kekerasan terhadap mahasiswa adalah suatu bahan evaluasi yang harus dilakukan pihak kampus.
“Jika kita lihat kondisi perekonomian masyarakat saat ini, tentunya kebijakan perguruan tinggi yang menerapkan Uang Kuliah Tunggal sangatlah memberatkan mahasiswa yang mengenyam pendidikan,” katanya. Jumat (04/08).
Sehingga menurutnya, apapun aksi yang dilakukan mahasiswa yang ingin menyampaikan aspirasi mengenai kebijakan pihak kampus tersebut, haruslah menjadi bahan evaluasi bagi manajemen kampus dalam mengambil kebijakan tersebut.
“Kami menilai apa yang dilakukan mahasiswa Unsri masih dalam konteks wajar apalagi menyampaikan aspirasi dimuka umum dilindungi oleh konstitusi. Maka tidak ada pihak yang boleh menggunakan kekerasan disaat mahasiswa/aktivis menyampaikan aspirasinya terkait kebijakan seorang pemimpin,” tegasnya.
Selanjutnya Ia menyayangkan tindakan pihak kampus yang mencederai arti demokrasi sesungguhnya, apalagi menurutnya hanya mahasiswa tersebut menyampaikan aspirasi dirumahnya sendiri.
“Jika melihat kondisi yang terjadi terhadap mahasiswa unsri saat menyampaikan aspirasinya nendapat tindakan kekerasan yang dilakukan pihak tertentu ini sangat kami sayangkan dan kamu meminta pihak berwajib untuk segera megusut hal tersebut dan diproses sesuai hukum apabila melanggar agar hal seperti tidak terjadi lagi,” tuturnya.
Selain hal tersebut, pihaknya juga bertanya mengapa sampai ada tiga mahasiswa yang ikut dalam aksi tersebut harus dinon-aktifkan pihak kampus.
“Kami mendesak agar mahasiswa yang di non-aktofkan agar diaktifkan kembali,” pungkasnya.(Rilis/Red)