Jalan merupakan Nadi Perekonomian Masyarakat, apabila jalan itu baik maka bisa melancarkan aktivitas masyarakat dalam membawa isi buminya untuk memutar roda perekonomian masyarakat. Namun ketika jalan itu buruk dan rusak, otomatis bisa membuat aktivitas masyarakat tersendat, dan hal ini berpengaruh kepada perekonomian masyarakat yang menjadi lumpuh akibat jalan yang kurang layak untuk di lewati.
Arieo Pandiko BK selaku Aktivis Muda Muratara asal Remban mengkrtisi Infrastruktur di Kabupaten Musi Rawas Utara, salah satunya adalah Infrastuktur jalan yg ada di wilayah jabupaten Muratara. Belakangan ini kondisi jalan daerah Muratara menjadi sorotan, karena banyaknya kondisi jalan yang rusak, namun belum ada terobosan perbaikan dari pemerintah setempat.
Ia berpendapat, nampaknya ada kemunduran selama kepemimpinan Bupati-Wakil Bupati (Syarif-Devi). Jikalau kita Flesback kebelakang, misalakan dulu sebelum terjadi pemekaran dari Kabupaten Induk Musi Rawas (Mura), infrastruktur jalan poros di daerah memang belum merata sama sekali, namun jalan itu agak lebih baik bila di lewati kendara roda dua maupun kendaraan roda empat, seperti disaat masyarakat beraktivitas yang melalui jalan poros Simpang Nibung ke arah SP 10, ataupun Sp 9.
Akan tetapi, untuk sekarang selama kepemimpinan Syarif-Devi, beberapa tahun terakihir masyarakat banyak yang mengeluhkan kondisi jalan, karena aspalnya sudah banyak terkelupas, dan banyak kondisi jalan yang rusak dan sangat tidak layak bila dilewati oleh masyarakat. Bahkan ketika di guyur hujan, jalan nyaris ada yang seperti kubangan Kerbau, dan tentu ada mobil yg terperosok karena jalan yang berlumpur dan berlubang.
Jika dilihat, kondisi jalan poros di desa Sei Manau dan Sei Kunyit (Sungai Manau dan Sungai Kunyit) masya’allah jalannya sangat rusak, dan benar-benar parah. Sebenranya kabupaten Muratara ini ada pemimpinnya tidak sih ?
Kita ketahui bersama, dengan melelui proses yang sangat panjang sehingga terjadinya perubahan dari kabupaten Musi Rawas menjadi DOB Kabupaten Muratara, dan sudah memiliki Pemimpin Depenitif, melalui Pilkada pada tahun 2015.
Pemerintahan ini juga sudah hampir masuk masa bakti 4 tahun, akan tetapi untuk pemerataan pembangunan sepertinya pemerintahan Syarif-Devi tidak memiliki program prioritas dalam melakukan pembangunan Infrastruktur.
Kita tahu dengan terpilihnya putra asli daerah, dan masyarakat disini banyak gantungkan harapan agar kabupaten Muratara yang sama-sama kita cintai ini lebih maju dan lebih berkembang seperti daerah-daerah lainnya. Akan tetapi, kita sama-sama lihat kemajuannya, adakah pembangunan infrastruktur yang sudah dilakukan oleh bupati dan wakil bupati yang sudah masuk 4 tahun kepemimpinan ?
Sebenarnya, jika berbicara soal jalan poros di kabupaten Muratara banyak, bukan jalan poros Nibung saja, misalakan jalan poros kecamatan Rawas Ulu dan Ulu Rawas, belum ada juga perbaikan secara signifikan yang dilakukan oleh pemerintah. Belum lagi kalau kita membicarakan pembangunan kompleks perkantoran yang juga belum ada. Jadi ini kesannya menujukan bahwa tidak ada pembangunan infrastruktur skala prioritas selama kepemimpinan syarif-Devi ini.
Jika menyoroti jalan poros Nibung yang menghubungi antara kecamatan Nibung dan Rawas Ilir, di ketahui bersama jalan poros yang rusak itu menjadi polemik, sehingga keluarnya surat rekomendasi anggota Dewan kepada Bupati.
Menurut Arieo Pandiko BK, persoalan jalan poros Nibung yang terhubung dengan kecamatan Rawas Ilir sepertinya beberapa pihak perusahaan sama-sama saling tidak mau di salahkan, kalau bahasa Dusun saya, Seperti Main Bola Tabok (Kasti) Penteng Kesiko-Penteng Kesitu, Untal kesiko Untal Pulak Kesitu (Lempar Ke sana-Lempar Ke Sini).
Jadi ini menunjukan bahwa tidak ada nya pihak yang mau bertanggung jawab atas kerusakan jalan poros tersebut, bisa saja mengakibatkan mereka merasa ada pihak yang mengambil kuntungkan dan juga ada pihak yang merasa di rugikan. Mestinya Bupati Muratara selaku pemimpin kepala Daerah harus cepat mengambil sikap dalam menangani persoalan seperti ini, pemrintah jangan terlalu lamban dalam mengambil tindakkan guna kelancaran semua.
Kita juga tahu, kalau beberapa hari terakhir jalan poros Nibung yang menghubungkan ke kecamatan Rawas Ilir mulai di perbaiki dan dikeraskan. Di jetahui ada perusahaan besar seperti perusahaan Triaryani, perusahaan Garuda Food yang sering kali setiap operasional menggunakan mobil dengan berukuran besar seperti Engkel dan Teronton yang bermuatan puluhan ton melintasi jalan poros tersebut.
Jikalau kita memang punya pemimpin yang peka dan betul-betul punya skill membangun, kita minta agar segera memperhatikan kondisi infrastruktur tersebut, sehingga masyarakat dapat merasakan lancarnya aktivitas dalam munujang usaha guna memenuhi kebutuhan sehari-hari.***