# Muratara Di Nilai Lebih Aman
MURATARA, Beligatupdate.com – Investor asing melakukan uji kelayakan tanah Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) untuk menentukan layak tidaknya ditanam tebu untuk mendirikan perusahaan PT Muratara Manis Madu (M3). Rapat tahap awal proyek tebu tersebut berlangsung di kantor caman Rupit yang dihadiri perwakilan masyarakat Kecamatan Rupit serta beberapa kepala desa.
Toni wood, konsultan yang independen saat dibincangi mengatakan jika pertemuan kali ini untuk menentukan atau uji kelayakan tanah yang berada di Muratara apakah tanah disini cocok untuk ditanam temu.
“Pertemuan ini baru tahap awal proyek tebu, dan akan mengambil sampel tanah untuk menentukan layak tidaknya ditanam tebu di Muratara ini. Pertemuan ini juga meminta persetujuan masyarakat, karena pada prinsifnya setuju atau tidak jika perusahan tebu ini berdiri di Muratara,” kata pria berwarga negara Selandia Baru tersebut.
Ia melanjutkan, jika tahap awal study kelayakan ini mendapatkan hasil yang bagus, maka pihak investor akan kembali lagi untuk tahapan yang lebih serius lagi dan menentukan berapa hektar yang bisa ditanam tebu.
“Jika hasilnya nanti bagus, kami akan kembali lagi me Muratara untuk uji kelayakan yang lebih detail, dan kembali mengambil sampel tanah lebih banyak lagi untuk menentukan berapa hektar lahan yang bisa ditanami tebu tersebut dan berapa banyak tebu yang akan dihasilkan” ujarnya.
Mengenai ganti rugi lahan, dirinya menjelaskan kalau dalam kesepakat ini mempunyai dua pilihan dan masyarakat itu sendiri yang menentukan mau memaki sistem yang mana dan pihak perusahaan akan ikut aturan yang sudah dipilih oleh masyarakat tersebut.
“Masyarakat juga setuju mengenai pembebasan lahan bagi siapa yang setuju. Namun disini ada dua pilihan yang kita berikan kepada masyarakat, pertama tanah masyarakat itu di kita beli jika mereka mau, atau sistem sewa dan masyarakat itu sendiri yang mengembangkan lahan tersebut,” jelasnya.
Di singgung mengenai zona merah dalam segi keamanan di Muratara, Toni Wood mengatakan jika Muratara masih dalam tahap aman, dan ia mengatakan pernah masuk wilayah yang lebih berbahaya.
“Di sini aman, karena saya pernah beberapa tahun disiatu daerah, disata masyarakat pribumi sangat susah untuk membuat kesepakatan dengan perusahaan. Yang jelas di Muratara lebih aman, tapi bukan 100 persen aman karena saya baru datang jadi belum terlalu tau, tapi kesan di sini saya yakin aman asalkan sikap perusahaan kepada masyarakat sangat baik,” ungkap Toni Wood.
Sementara, Camat Rupit Hj. Gusti Rohmani mengatakan jika ada beberapa desa yang akan masuk dalam peta wilayah penenaman tebu. Sehingga dirinya membentuk tim gabungan antara pihak kecamata, masyarakat desa dan dinas terkai.
“Di dalam peta wilayah ini direncanakan ada ribuan hektar dan melibatkan beberapa desa, yakni desa Noman, Batu Gajah, Maur Lama, Bingin Rupit dan desa Karang Anyar. Jadi kami membentuk tim gabungan antara pihak kecamatan, dinas terkait dan warga desa masing-masing wilayah maksimal lima orang,” jelas Camat.
Ia melanjutkan, dirinya sangat yakin prospek kedepan jika memang perusahaan M3 ini jadi mendirikan perusahaan di Muratara, karena bisa membantu perekonomian dan mensejahterakan masyarakat.
“Mendengar apa yang disampaikan mereka tadi, saya sangat optimis jika masyarakat kita bakal terbantu, karena itu yang di sampaikan kepada kita. Jadi kita meminta transparansi pihak perusahaan serta terus melakukan kordinasi dengan pemerintah kabupaten Muratara,” pungkasnya.*Agus Kristianto