Muratara, Beligat.com – Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) Zainal Arifin Daud, menghantarkan tiga (3) Suku Anak Dalam (SAD) bertemu presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo untuk menerima penghargaan bagi Suku Anak Dalam yang berprestasi dalam menempuh dunia pendidikan hingga kejenjang perguruan tinggi.
Keberangkatan tersebut yang dijadwalkan pada, Sabtu, (11/8), setelah menerima surat resmi dari Kementrian Sosial (Kemensos) Republik Indonesia, yang meminta tiga SAD tersebut dan didampingi kepala Dinas Sosial Kabupaten Muratara untuk hadir guna menerima penghargaan dari orang nomor satu di Indonesia.
“Setelah kami terima surat dari Kemensos RI tentang SAD yang berprestasi untuk hadir di Jakarta guna menerima penghargaan dari presiden, kami menindaklanjutkan dengan mengkonfirmasi kepada SAD yang bersangkutan dan meminta kesiapan mereka menerima penghargaan tersebut pada tanggal 12 Agustus nanti,” kata Kadinsos Muratara yang biasa disapa Ujuk Ipin di tempat kerjanya.
Ia juga menjelaskan, di Bumi Berselang Serundingan tersebut paling banyak SAD yang menerima penghargaan dari daerah lain yang masuk ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Alhamdulillah, kabupaten kita paling banyak SAD yang menerima penghargaan dibanding tempat lain yang berada di Indonesia. Dan ini akan kita bina terus secara berkelanjutan,” jelasnya.
Dengan didapatnya prestasi tersebut, Kadinsos berharap kepada ketiga SAD tersebut dapat menjadi corong pemerintah dalam melaksanakan program SAD itu sendiri.
Sementara, Rinto (26) satu dari tiga SAD yang akan menerima penghargaan dari presiden mengatakan, jika dirinya sangat tidak menyangka dengan hal tersebut, seperti dalam mimpi karena memang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
“Sangat dan sangat tidak menyangka bakal bertemu bapak presiden RI, bahkan akan menerima penghargaan dari beliau. Kalau di pikir-pikir siapakah saya bisa bertemu dengan orang nomor satu di negara kita ini,” ujarnya.
Dirinya juga berharap apa yang ia capai sekarang dapat memotivasi masyarakat yang lain, terutama SAD itu sendiri. Sehingga mampu merubah pola pikir SAD yang dikenal primitif bahkan suka hidup berpindah-pindah.
“Semoga masyarakat dan khususnya SAD yang lain dapat termotivasi, bisa sekolah yang tinggi walaupun dengan perekonomian yang susah. Dengan sekolah kita bisa merubah pola pikir kita, terutama SAD yang selama ini pemikirannya primitif dan suka berpindah-pindah tempat tinggal yang sesungguhnya tidak masuk akal,” pungkasnya.*Agus Kristianto