Lubuklinggau, beligat.com – Ternyata bukan hanya sungai Kelingi yang dibendung demi kepentingan galian C, anak sungai Kasie yang dulunya mengalir deras dan berair jernih pun kini sudah nyaris tak mengalir lagi, kering, karena tumpukan batu untuk diambil materialnya. Jum’at, (02/08).
Seorang warga sekaligus petani dilokasi bernama Samsuni menjelaskan kepada wartawan, Senin (29/07) selain membendung (tumpukan batu*Red) sungai Kelingi masih ada bendungan lain di aliran sungai kelingi tepatnya Kasie 2 tempat galian C.
“Bendungan tumpukan batu galian C tersebut lebih parah dari bendungan yang ada di sungai kelingi,” kata Samsuni.
Lanjut Samsuni jika bendungan sungai Kelingi airnya masih mengalir, sedangkan yang di Kesie 2 benar-benar mematikan aliran sungai, batu dikumpulkan bertujuan mengambil material di dasar sungai, yang kini sudah terlihat jelas.
Pantauan lapangan, dan ditambah pengakuan Samsuni, yang merupakan warga setempat mengatakan jika sungai Kesie 2 yang dulu dialiri air yang cukup deras, kini menjadi hamparan bebatuan kecil yang dulunya berada didasar sungai.
“Dulu deras sungai ini, airnyo jernih nian. Tapi kareno tumpukan batu dikumpul jadi cak itulah keadaanyo sekarang, cak lapangan be katek nian airnyo,” kata warga tersebut.
Bukan hanya itu, masalah yang ditimbulkan akibat aktivitas penambangan galian C di kawasan Kasie, pihak pengelola juga diduga membongkar saluran irigasi dekat sawah dari beton dan ditukar dengan pipa paralon PVC agar bisa ditimbun dan bisa dilewati alat berat dan kendaraan pengangkut.
“Akibatnya air sering meluap ketika hujan membajiri sawah petani sekitar siring irigasi yang ditukar pipa tersebut,”katanya.
Lebih lanjut Samsuni berharap agar pihak pengelolah galian C untuk membongkar pipa tersebut, buat kembali parit yang telah dibongkar dan Stop Galian C.
“Sereng itu Bongkar, buat seperti semula, Stop Galian C,”tutupnya.*Akew/Agus Kristianto