Tim Persimura Kandas di Perempat Final
YOGYAKARTA, Beligatupdate.com- Laga perempat final Piala Soeratin U-15 mempertemukan Persimura Sumsel versus PSS Sleman DIY yang bertindak sebagai tuan rumah penuh drama dan memunculkan banyak kontroversi.
Pasalnya, tercatat dua pemain Persimura cidera parah, tiga kartu kuning untuk pemain DIY yang melakukam pelanggaran keras, gol Persimura yang dianulir dan hadiah penalti untuk tuan rumah. Ditambah lagi intimidasi penonton dan oficial tuan rumah kepada para pemain Persimura.
Puncaknya DIY yang bermain di homebase Stadion Tridadi Sleman melenggang ke semifinal setelah menang 4-1.
Laga yang dipimpin wasit Abdul Azis asal Ciamis dibantu hakim garis Sumarni asal Jakarta Barat dan Edward Prima asal Jember awalnya berlangsung seru dan enak ditonton. Dimana, Skuad Persimura junior yang bermain nothing to lose dengan pencapaian sejarah telah lolos babak 8 besar nasional menunjukkan kwalitasnya.
Mengawali laga babak pertama Laskar Lanang Nian cukup percaya diri menghadapi tuan rumah, sedikitpun pemain tidak gentar. Tetap dengan ciri khas tiki taka permainan kolektif dengan umpan-umpan pendek diperagakan Denis Cs untuk membongkar pertahanan DIY.
Rapatnya barisan pertahanan dan koordinasi yang berjalan baik di antara pemain belakang membuat Aldi Firmanysah begitu nyaman menjaga gawang Persimura.
Sementara duet Rajib Gibran dan Moch. Supriadi cukup berhasil membongkar pertahanan lawan bahkan peluang emas terjadi di menit ke-18 dimana Rajib Gibran mendapatkan peluang. Dengan tenang Rajib melakukam tendangan jarak jauh yang sangat akurat. Sayang bola hanya membentur tiang gawang dan skor belum juga berubah.
Tidak sampai disitu saja, di akhir babak pertama pertahanan tuan rumah yang dikawal trio Eryc Kurnia, Dwi dan Kristoforus berhasil dibongkar. Serangan yang dibangun Alfiandi Rafli membuat konsentrasi pemain belakang lawang terganggu. Diawali tusukan disisi kiri pertahanan lawan bola crossing membuat terjadinya kemelut digawang dan Flavio mendapatkan peluang emas.
Sayang sontekan Flavio masih bisa diantisipasi penjaga gawang DIY Sadam Bani membuat gawangnya tetap aman. Hingga turun minum skor sementara imbang tanpa gol.
Di babak kedua semuanya berubah dan drama-drama muncul yang kesemuanya seakan menguntungkan tuan rumah. Diawali dengan gol tuan rumah yang tercipta menit ke-47, oleh Ardhiansah Prames. Hanya berselang lima menit Moch. Supriadi berhasil melewati dua pemain belakang dan menceploskan bola ke gawang lawan.
Namun ternyata hakim garis Sumarni mengangkat bendera sehingga wasit tidak mengesahkan gol Moch. Supriadi yang tampaknya dalam posisi onside. Tensi pertandingan mulai panas terlebih aksi layaknya premanisme dilancarkan penonton tuan rumah dengan memberikah semacam intimidasi.
Akan tetapi Persimura yang di Manageri H Nobert Hinalongan belum terpengaruh masih tetap bermain cantik dan tenang. Upaya tersebut membuahkan hasil. Tepatnya menit ke-54 Rajib Gibran berhasil mencetak gol dari proses yang cantik membuat skor imbang 1-1. Setelah imbang tersebut pemain tuan rumah bermain lebih ngotot dan menjurus kasar. Beberapa kali terjadi pelanggarann keras terhadap anak asuhan Coach Feri.
Puncaknya menit ke-47 mental pemain Persimura down. Menyebabkan kembali wasit Abdul Azis mengeluarkan keputusan kontroversi dengan menunjuk titik putih untuk tuan rumah. Padahal menurut pemain pelanggaran terjadi diluar kotak penalti.
Lintang Ario maju sebagai algojo dan melaksanakan tugasnya dengan maksimal membuat tuan rumah kembali unggul 2-1. Di saat pemain Persimura sedang semangat mengejar defisit gol drama yang menyakitkan tim tamu kembali terjadi.
Ketika dua pemain belakang Persimura yakni M Rega dan Zulfikar Homzah mengalami luka parah dan pemain dilapangan tersisa sembilan orang pertandingan tetap berjalan. Melalui tendangan bebas pemain pengganti Bagus Khairil pintar memanfaatkan situasi pemain Persimura yang kurang dan sukses menambah keunggulan menjadi 3-1.
Setelah itu Persimura bukan tanpa perlawanan. Beberapa peluang berhasil diciptakan bahkan sontekan Muksin yang sudah berhadapan dengan penjaga gawang tidak juga membuahkan hasil. Alih-alih mengejar ketertinggalan tuan rumah menutup kemenangan dengan gol keempatnya di masa injury time melalui aksi Haezel Wahyudha.
Skor akhir 4-1 untuk kemenangan tuan rumah dan Persimura menyudahi keikutsertaan di Piala Soeratin U-15 dengan kepala tegak karena sudah berhasil mencetak sejarah dengan lolos ke babak 8 besar nasional.
Coch Feri tetap memberikam apresiasi kepada para pemainnya yang sudah berjuang luar biasa.
“Pemain sudah mengeluarkan segala kemampuan dan bisa menerapkan strategi. Hanya saja faktor non teknis membuyarkan harapan para pemain muda ini,”ungkap Coach Feri, Selasa (24/10).
Menurutnya, begitu banyak drama terjadi dan ini memang biasa terjadi ketika memghadapi tuan rumah. Dan Pencapaian ini tetap pihaknya syukuri untuk kemudian melakukan evaluasi menghadapi kompetisi tahun berikutnya.
Sementara itu, Ketua Askab PSSI Mura H Rudi Irawan juga mengapresiasi perjuangan pemain Persimura muda. Menurut Rudi pertandingan tersebut tidak seharusnya tercoreng oleh drama dan kontroversi.
Seharusnya kompetisi para pemain usia muda ini dijalankan benar-benar fair play. Kasihan para pemain muda yang sudah menunjukkan bakat luar biasa harus menemui kenyataan yang bisa merusak mental mereka.
“Semoga sepakbola Indonesia ke depan makin bagus dalam setiap lini baik kompetisi, pembinaan dan prestasi,”pungkasnya.(Rls/Ar)