Lubuklinggau, Beligat.com – Drs. Djonny, atau yang lebih akrab dipanggil Kenyong melakukan rases perorangan guna menyerap aspirasi masyarakat secara langsung di luar jadwal sidang, karena mempunyai wewenang untuk melakukan rases perorangan ke dapil masing-masing. Dirinya juga merasa bisa lebih dekat dengan masyarakat dan bisa menjalin silaturahmi dengan baik.
Dirinya merasa jika melakukan rases secara perorangan yang dilakukan tiga kali dalam setahun tersebut lebih efektif, dan lebih membuat dirinya lebih fokus dalam menyaring aspirasi masyarakat.
“Reses perorangan ini lebih efektif dan bisa bertatap muka langsung dengan pemilih sekaligus menyerap apa yang diusulkan masyarakat. Semoga saja hasil dari reses ini nanti bisa bermanfaat bagi pembangunan di Dapil Timur 1 dan 2 dan lebih merata,” katanya.
Didalam resesnya kali ini, Drs Djonny banyak mendapat pujian dan masyarakat merasa puas atas terwakilkan dirinya sebagai perwakilan masyarakat di DPRD. Dirinya juga tak lepas dari kritikan warga saat beberapa usulan yang disampaikan belum terealisasi semuannya.
Pada sesi tanya jawab, Amrullah warga Kelurahan Wira Karya mengusulkan kembali untuk meninggikan pembangunan talud yang sudah ada karena masih terjadi banjir akibat air meluap melebihi ketinggian talud.
“Selain itu, saya juga mengusulkan kembali beberapa kegiatan yang sudah dilaksanakan tahun lalu untuk dilakukan peningkatan kembali agar lebih baik karena mengalami kerusakan,” ujarnya.
Sementara Riki Suharyono, warga Kelurahan Mesat, meminta kepada Drs. Djonny perihal usulan masyarakat Mesat yang belum terealisasi semuanya dan mengucapkan terimakasih atas beberapa usulan yang telah terpenuhi.
“Tolong Pak Dewan, lampu jalan banyak yang tidak menyala lagi, agar segera diperbaiki dan dapat di hidupkan kembali untuk mencegah terjadinya kecelakaan agar tidak jatuh korban lagi, karena pada waktu malam hari sangat gelap,” pintanya.
Kembali dijelaskan Drs. Djonny, dengan bertatap muka saat reses kita dapat mengetahui secara jelas keluhan warga sehingga pada pembangunan kedepan usulan yang dianggap mendesak dapat menjadi prioritas.
Tidak hanya itu, Saya juga dapat menjelaskan penyebab tidak terealisasinya beberapa usulan masyarakat. Contohnya ada usulan setelah dilakukan peninjauan, ada masyarakat yang tidak setuju jika itu dibangun. Untuk lampu jalan yang tidak menyala terkadang kalau menunggu perbaikan dari Dinas Perumahan dan Permukiman agak lama terkadang mereka lupa.
“Kalau hanya lampunya yang rusak, bisa pakai uang saya sendiri, namun saat barangnya disediakan, tidak ada tenaga teknis yang memasangnya. Tetapi kalau tiang lampunya yang tidak ada terpaksa kita usulkan kepada Perkim,” pungkasnya.*Febri HA