banner 728x250

Kondisi Kehidupan Beragama Kota Lubuklinggau Kategori Harmonis

Lubuklinggau, Beligat.com – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Lubuklinggau merilis Indeks Kerukunan Umat Beragama (IKUB) Tahun 2019. Survei tahun ini menemukan IKUB Kota Lubuklinggau pada level 3,94 dengan kategori tinggi. Angka ini dapat dimaknai bahwa kondisi kehidupan beragama masyarakat Kota Lubuklinggau dalam kategori Harmonis, Selasa (31/12).

Level angka IKUB 3.94 tersebut jika dikonversi dari skala 5 ke skala 7 maka akan didapat Angka 5.52 untuk membandingkan dengan hasil survei Setara Insitute, dimana Hasil Survei Index Kota Toleran (IKT) Kota Lubuklinggau versi Survei Setara Institute yaitu 5.30 Tahun 2017. Artinya di Tahun 2019 ini naik 0.22 poin.

Survei untuk IKUB itu dilakukan oleh Divisi Penelitian dan Pengembangan dan Summer Daya Manusia (LitbangSDM) FKUB Kota Lubuklinggau bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bumi Silampari Lubuklinggau dengan tema Mengukur Index Kerukunan Umat Beragama di Kota Lubuklinggau dalam Rangka Mewujudkan Visi dan Misi Lubuklinggau Kota Metropolis Madani.

“Indeks ini untuk menjawab hasil rilis Survei Index Kota Toleran (IKT) yang dilaksanakan oleh Setara Institute dan Unit Kerja Presiden-Pembinaan Ideologi Pancasila pada tanggal 16 November 2017 dimana hasilnya adalah IKT Kota Lubuklinggau termasuk Kota Toleran di peringkat 43 dengan IKT 5,30 dan sekarang Tahun 2019 kita di angka 5.52,” ujar Ketua FKUB Lubuklinggau, Drs. Ismuridjal Umar, M.Si saat kata sambutan di ruang Moneng Sepati Pemkot Lubuklinggau, Senin (30/12/2019.

Ismu menyampaikan bahwa Survei IKUB ini dilaksanakan pada Bulan 23 Oktober – 7 Desember 2019 mengambil Sampel responden 611 dari 72 Kelurahan yang tersebar di 8 Kecamatan di Kota Lubuklinggau dengan menggunakan metode Survei sampel acak berjenjang atau Sampling = Multistage dan Margin of Error kurang lebih 5 Persen. Ada 3 hal yang disoroti dalam survei yaitu Dimensi Toleransi, Kesetaraan, dan Kerja Sama di antara umat beragama.

Para Undangan
Dalam Paparannya, Muhammad Yunus, M.Md.I selaku Ketua Tim menyampaikan bahwa ada perbedaan pengukuran survei yang dilakukan oleh FKUB dan Setara Institute. Kalau Setara Institute tidak mengukur persepsi masyarakat secara langsung, yang diukur regulasi Pemerintah Kota, RPJMD, Kebijakan Diskriminatif, Pernyataan dan Tindakan terkait Peristiwa, Regulasi Sosial dan Demografi Agama.

“Survei IKUB yang dilaksanakan FKUB Lubuklinggau langsung mengukur Persepsi Masyarakat dengan memberikan sebanyak 37 pertanyaan, misalnya Agama yang saya anut melarang menjelek-jelekkan agama lain apalagi memusuhinya dan opsi jawaban, sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju dan yang memilih sangat setuju sebanyak 69.1 persen.” Papar Yunus.

Selanjutnya misal pertanyaan nomor 19. Ritual agama seperti bakar dupa, bunyi lonceng dan suara adzan mungkin membuat pemeluk agama lain tidak nyaman, namun tetap harus dibiarkan karena menyakut ajaran agama, dan yang menjawab Setuju sebesar 69,2 Persen.

“Dari temuan survei direkomendasikan untuk meningkatkan dimensi Kerjasama, Dimensi ini merupakan dimensi yang indeksnya paling rendah yaitu pada level 3,90. Selanjutnya agar pengukuran IKUB dilakukan secara kontinyu sehingga dapat direkam pergerakan IKUB dari waktu ke waktu. Kerukunan sudah seharusnya diukur dengan cara dan prosedur yang ilmiah sehingga dapat memberikan potret kerukunan yang lebih akurat”, Tutup M Yunus.

Kegiatan ini dibuka langsung oleh Walikota Lubuklinggau, H SN Prana Putra Sohe, Wakil Walikota Lubuklinggau, H Sulaiman Kohar, Waka Polres Lubuklinggau, Kakan Kemenag Kota Lubuklinggau, H Azhari R, Kepala Pengadilan Agama, H Mukhlis, para Camat se Kota Lubuklinggau, Lurah se-Kota Lubuklinggau, perwakilan MUI, Ormas Islam NU, Muslimat, Muhammadyah, Ormas Non Islam Walubi, PGIS, dan PHDI, OKP, dan undangan lainnya.*Akew

error: Maaf Di Kunci