Muratara, Beligat.com – Masyarakat desa Kertasari, Kecamatan Karang Dapo, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), kritis air bersih, sedangkan Pamsimas yang berada di desa tidak bisa diandalkan, dikarenakan air tersebut mengeluarkan bau karat yang tidak bisa untuk dikonsumsi sebagai kebutuhan sehari-hari untuk minum dan memasak.
Keluhan tersebut disampaikan oleh Mirnawati (28) dan Epika (25), warga desa Kertasari, ia mengeluhkan kondisi tersebut, karena dirinya merasa susah untuk menemukan air bersih yang akan digunakannya untuk keperluan dirinya dan keluarga dalam keseharian.
“Kami sangat susah menemukan air bersih untuk keperluan minum dan memasak, jadi sebagai solusinya terpaksa kami membeli air kepada penjual demi memenuhi kebutuhan tersebut,” keluhnya.
Ia menuturkan, untuk mendapat air mereka harus rela antri dan meminta ke sumur bor tetangga, namun airnya juga tidak begitu bagus dan masih bau karat.
“Yang paling penting sekarang ini untuk masak dan nyuci, kami sudah tiga hari tidak mencuci, itu juga kami harus menggunakan sepeda motor untuk untuk menuju lokasi. Air itu juga hanya bisa dipakai untuk mandi karena berbau karat,” keluhnya.
Ia melanjutkan, jarak dari desanya ke sungai rawas sekitar 5 sampai 6 kilometer, jadi Ia berharap kepada pemerintah agar mensuplai air bersih ke desanya supaya masyarakat tidak kesulitan mendapatkan air bersih.
“Di desa kami itu sudah ada pamsimas tapi airnya tidak maksimal, paling airnya untuk warga sekitar. Sedangkan rumah kami jauh dari tempat Pamsimas. Kadang kami harus numpang mandi di rumah tetangga,” lanjutnya.
Sementara, Kepala Desa (Kades) Kertasari, Sundoyo melalui Kapala Dusun (Kadus) IX ,Efendi membenarkan jika di dusun yang ia pimpin sangat kekurangan air bersih dalam beberapa hari terakhir. “Di dusun kami sudah hampir sebulan tidak turun hujan, sekarang ini kami sangat kesulitan air bersih,” ungkapnya
Ia juga menjelaskan untuk masyarakat yang membutuhkan air bersih harus mengeluarkan kroscek sebesar 15 ribu rupiah perhari untuk membeli galon. “Sudah hampir sebulan terakhir masyarakat kekurangan air bersih, jadi kalau untuk air minum kami harus beli dan satu rumah harus mengeluarkan uang 15 ribu untuk membeli air galon tersebut,” jelasnya.
Untuk menangani masalah tersebut, masyarakat sudah berupaya menggali sumur yang sudah ada, dengan tujuan memperdalam dan mendapatkan air. “Untuk sementara upaya yang dilakukan bersama warga yang lain adalah menggali sumur-sumur pribadi, semoga saja mendapatkan air bersih seperti yang kami inginkan,” pungkasnya.*Agus Kristianto