Lubuklinggau, Beligat.com – Gabungan Perusahaan Kontruksi Nasional Indonesia (Gapesindo) lakukan Musyawarah Cabang (Muscab) I, dengan mengangkat tema “Meningkatkan Peran Dan Profesionalisme Perusahaan Kontruksi Dalam Asosiasi Jasa Kontruksi Untuk Pembangunan Daerah”. Kegiatan yang dihadiri Walikota Lubuklinggau, H. SN Prana Putra Sohe, Asisten III, Kahlan Bahar, Ketua Gapesindo Lubuklinggau dan Musi Rawas (Mura), Kapolres Lubuklinggau, Kapolres Mura, pimpinan Bank Sumsel Babel, dan bank Sumsel syari’ah Lubuklinggau, Kamis, (28/3).
Muscab yang di lakukan tersebut merupakan suatu mekanisme organisasi Gapeksindo buang dijalanin sesuai dengan ADRT dalam rangka penyegaran dalam organisasi. Sehingga melahirkan organisasi yang transparan yang nantinya meningkatkan profesionalisme semua perusahaan yang tergabung dalam Gapeksindo.
Selian itu, Karteker Gapeksindo, Bambang Ekalaya mengatakan harapannya dengan adanya kegiatan muscab tersebut terhadap instansi terkait, sekaligus menjalin silaturahmi sebagai mitra dalam pembangunan, terutama dalam bidang konstruksi.
“Kalau yang tergabung dalam Gapeksindo kota Lubuklinggau, jika dalam dunia Kontruksi ini tidak begitu kenal, karena banyak yang baru dan mungkin dalam skala kecil, beda dengan asosiasi tunggal atau Gapensi yang berkuasa penuh,” katanya dalam kata sambutan.
Melalui momentum muscab ini, Gapeksindo kota Lubuklinggau Ingin merevitalisasi fungsi dari asosiasi ini, karena ini penting untuk pembangunan terutama dalam bidang konstruksi membangun daerah dan ini menyangkut hak masyarakat juga nantinya.
“Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan dalam muscab kali ini, selaku asosiasi yang menaungi perusahaan konstruksi yang berjumlah 27 anggota yang tergabung dalam Gapeksindo yang asli berdomisili di kota Lubuklinggau ini, kami berharap kedepannya ada kepastian untuk mendapatkan pekerjaan. Karena jika mau di listing, jumlah badan usaha yang aktif dengan jumlah pekerjaan yang ada mungkin banyak pekerjaan, namun nyatanya ada yang tidak dapat,” ungkapnya.
Dirinya juga meminta kepastian untuk mendapatkan modal atau pembayaran, karena selama pengerjaan terkadang meraka dikejar waktu oleh waktu.
Selian itu, Bambang Ekalaya juga meminta kepastian dalam hukum, karena menurut pengalamannya dan beberapa kontraktor lainnya ada oknum-oknum lembaga yang menekan bahkan melaporkan ke kejaksaan dan Tipikor Polres.
“Kebanyakan kami mempunyai pengalaman dalam masa pekerjaan, ada suatu LSM yang sudah melaporkan ke kejaksaan atau Tipikor dari Polres, sementara kami sudah melakukan pekerjaan. Jadi kalau ada kontraktor yang tidak paham dengan hukum dia sudah ketakutan. Dan ini juga akan kita bicarakan kepada aparat penegak hukum karena ini penting,” ujarnya.
Sementara, Walikota Lubuklinggau, H. SN Prana Putra Sohe mengatakan jika sekarang lebih enak untuk mengenalin anggota kontraktor, apalagi mereka sudah tergabung dalam Gapeksindo dan mempunyai pakaian, dan tentu yang tergabung dalam Gapeksindo mempunyai perusahaan.
“Mereka sekarang sudah punya baju yang jelas, sudah punya landasan hukum yang jelas, jadi sekarang berusaha bersama-sama, tunggu pemerintah, PAD kota Lubuklinggau ini meninggi apa tidak, makin besar PAD makin besar juga peluangnya, ini juga tentunya akan membangun ekonomi,” ucapnya.
Wako melanjutkan, sekarang tinggal peran pemerintah, dan insyaallah dengan PAD yang cukup besar nantinya kedepannya bisa memberi kontribusi tersendiri buat kontraktor-kontraktor yang ada di kota Lubuklinggau.
“Tapi sebaliknya perlu saya sampaikan dengan anggota Gapeksindo dan sebagainya, harus tetap menjalin komunikasi agar tidak ada Miss dan semacamnya,” pungkasnya.*Agus Kristianto/Akew