banner 728x250

Oknum Guru SMP/SMA Swasta di Linggau Diduga Pakai Joki Saat Pencairan PIP

Foto Ilustrasi/ Sumber. Net

LUBUKLINGGAU, Beligatupdate.com – Program Indonesia Pintar ( PIP) melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) merupakan salah satu program Pemerintah di dunia pendidikan yang bertujuan untuk membantu siswa yang kurang mampu baik di tingkat Sekolah Dasar, SMP maupun SMA sederajat, jumat (21/07).

Namun, salah satu SMP/SMA Swasta di Kota Lubuklinggau, ada Oknum guru diduga memanfaatkan Program Indonesia Pintar (PIP) untuk kepentingan pribadi dengan tidak diberikan kepada siswa yang berhak menerimanya.

Salah seorang narasumber berinisial D menuturkan jika dirinya bersama temannya diminta oleh oknum guru tersebut sebagai Joki untuk mencairkan Dana PIP.

“Pada hari Kamis, (20/07) yang lalu saya bersama teman saya yang berinisial O menemui oknum guru tersebut dan kami diminta untuk mengambil uang di Bank BNI cabang Simpang Periuk sebesar Rp. 1.000.000,- dan waktu itu saya memakai nama yang sesuai dengan data yang sudah ada. Setelah pencairan selesai saya diberi uang sebesar Rp. 50.000,” sebagai upah dan saat bersamaan ada sekitar 10 orang yang juga menjadi joki,” tuturnya.

Sementara itu, ketika tim beligatupdate.com mendatangi sekolah yang diduga melakukan perjokian untuk konfirmasi kepada Kepala Sekolah berinisial NY, yang bersangkutan membantah jika sekolahnya tidak ada yang menerima PIP sama sekali.

“Itu tidak benar, PIP saja sekolah kami tidak menerima bagaimana mau memalsukan. Bisa saja ada oknum yang mau mencemarkan nama baik sekolah,”terangnya.

Ditambahkannya, jika dirinya tidak bisa memberikan data nama siswa yang diminta.

“Kalau jumlah Siswa SMA yang sudah lulus sebanyak 122 orang dan yang SMP sebanyak 28 orang, namun kamiĀ  tidak bisa menunjukkan nama siswa yang kalian minta. Cek saja di Diknas nama siswa yang menerima dana KIP,”tegasnya.

Terpisah, pimpinan BNI unit Simpang Periuk menjelaskan bahwa pihaknya tidak bisa memberikan informasi sekecil apapun berkenaan dengan persoalan ini, mengingat ini merupakan rahasia negara.

“Kami tidak bisa mengeluarkan data apapun, kami disini tidak melakukan verifikasi karena kami MoU langsung dari pusat. Jadi mohon maaf ya,” pungkasnya.(Tim/Red)