banner 728x250

Omset Penjulan Atribut Kemerdekaan Meningkat Setiap Tahun

Muratara, Beligat.com – Omset Penjualan atribut kemerdekaan Republik Indonesia (RI) meningkat setia tahunnya. Hal ini dikatakan oleh salah satu pedagang yang berasal dari kota Lubuklinggau yang memang sudah tiga tahun terakhir selalu menjajakan barang dagangannya dipinggiran jalan Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara).

Arif Gunawan (40) pedagang yang berasal dari kota Lubuklinggau, mengatakan jika baru hari ini dirinya mulai menjual atribut kemerdekaan dan telah tiga tahun setiap momen kemerdekaan selalu ke muratara guna menjajakan barang dagangannya.

“Sudah tiga tahun saya berjualan atribut kemerdekaan ini di Muratara, dan setiap tahun selalu mendapat keuntungan walaupun tidak terlalu besar. Dan hari ini merupakan hari pertama saya berjualan dan rencana sampai tanggal 16 Agustus nanti,” katanya saat dibincangi awak media.

Dirinya mengaku jika dalam sehari bisa mendapatkan penghasilan yang lumayan dalam penjualan atribut tersebut, bahkan mencapai ratusan ribu rupiah. Maka dari itu, pria yang kesehariannya bekerja serabutan ini memanfaatkan momen kemerdekaan untuk berjualan atribut di Bumi Berselang Serundingan.

“Kalau bicara mengenai penghasilan perhari saya katakan lumayanlah, kita bisa mendapatkan hasil 200 ribu perhari dan itu sudah hitungan sangat sangat sedikit. Kalau memang ada rezekinya, penghasilan kita bisa mencapai 400-500 ribu rupiah perharinya,” akunya.

Ditanya mengenai nama-nama atribut serta ukurannya, dirinya menjelaskan jika banyak macam serta ukuran atribut yang dijual, dan hal itu menentukan harga jual atribut itu sendiri.

“Ya kita jual macam-macamlah, mulai dari bendera, umbul-umbul, bendit, ceplok, unyil, sampai background. Kalau mengenai harga, kita jual bendera dari harga 10 ribu sampai 30 ribu rupiah tergantung dengan ukuran, na background ini yang mahal, untuk ukuran 10 meter kami jual dengan harga 250 ribu rupiah,” jelasnya

Ia juga mengakatakan dari mana asal atribut tersebut, serta menjelaskan sistem atau cara kerjasama mengenai barang dagangannya tersebut.

“Barang ini berasal dari Garut, dan kita mengambil terlebih dahulu tanpa membayar, namun dengan syarat-syarat tertentu. Sistem pembayaran ya kita setor saja mana yang laku, dan yang tidak laku terjual kita kembalikan lagi,” ungkapnya

Sementara, Aang (31) warga desa Lubuk Rumbai Baru, Kecamatan Rupit, Kabupaten Muratara saat dibincangi ketika dirinya sedang membeli bendera mengatakan, adanya pedagang atribut tersebut sangat membantu, karena setiap momen kemerdekaan masyarakat tidak bingung lagi untuk mencarinta kemana.

“Kalau saya pribadi menilai adanya pedagang atribut ini ya sangat membantulah, jadi kita tidak bingung mencari bendera ataupun atribut yang lain yang dibutuhkan karena mungkin yang lama sudah pudar atau rusak, lagian harga jualnya juga tidak terlalu mahal,” pungkasnya.*Agus Kristianto

error: Maaf Di Kunci