JAKARTA, Beligatupdate.com – Presentasi Bupati Musi Rawas, H Hendra Gunawan dalam rangka penilaian penghargaan Pemerintah Daerah Inovatif (Innovative Government Award/IGA) Tahun 2017 di The Acacia Hotel and Resort, Jakarta Pusat Senin (30/10) cukup memukau.
Bukan hanya persentasi dan materinya saja yang menarik perhatian Tim Panelis Kemendagri, penampilan Bupati dan rombongan juga tidak kalah menarik.
Berbeda dengan para nominator penerima penghargaan sebelumnya, Bupati dan jajaranya mengenakan seragam yang juga hasil inovasi yakni pakaian dari bahan dasar dan motif kain asli jumputan Musi Rawas kreasi ibu-ibu PKK dibawah binaan Ketua PKK dr Hj Noviar Marlina Gunawan dipadu dengan tajak yang mencirikan kelengkapan pakaian khas daerah Musi Rawas Provinsi Sumsel.
“Sengaja kami kenakan kostum khas daerah kami, semuanya pakai tanjak dan baju dengan motif hasil kreasi ibu-ibu dari desa. Ini sebagai luapan rasa bangga dan hormat kami. Bahwa kami sebagai orang desa dapat berada ditengah-tengah bapak ibu sekalian,” kata Hendra Gunawan, mengawali presentasinya, Senin (30/10).
Selain itu, Bupati juga mengungkapkan rasa bangga sejalan dengan catatan sejarah yang baru ditorehkan Musi Rawas.
“Ini merupakan penghargaan dan catatan sejarah bagi daerah kami (Musi Rawas). Mengapa kami katakan demikian, sebab dari sekian banyak Kabupaten di Indonesia, kami yang masih termasuk kategori daerah tertinggal dapat masuk jadi nominator 10 besar nasional IGA, satu-satunya Kabupaten dari Pulau Sumatera. Ini akan menjadi penambah motivasi dan semangat bagi kami,”imbuhnya.
Dikatakan Bupati, selain menyampaikan capaian inovasi di hadapan para panelis, ia juga ingin memperkenalkan daerahnya. Bahwa inilah ciri khas orang Musi Rawas yang merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Sumsel. Terhadap adanya saran, masukan maupun kritik terhadap inovasi yang sudah dilakukan, hal itu menurutnya akan menjadi penyemangatnya dalam memperbaiki kekurangan yang ada.
Dalam presentasi tersebut, Bupati H Hendra Gunawan tampak menyampaikannya dengan lugas dan penuh percaya diri. Beberapa inovasi yang disampaikan dihadapan para panelis antara lain, dibidang pemerintahan dan pelayanan publik. Seperti program dengan tagline “Jempol” atau kependekan dari program jemput bola administrasi kependudukan.
Kemudian inovasi Pilkades serentak dengan sistem elekteonik voting yang dilaksanakan secara berkelanjutan dan menjadi pioner di pulau Sumatera. Kemudian di bidang kesehatan ada Gerakan Mura Sempurna Sehat, dimana bukan hanya jajaran pemerintahan, TP PKK juga menunjukkan perannya dimana Pokja 4 mempunyai jaringan komunikasi melalui group WA untuk ikut memantau semua kondisi.
Bersama petugas kesehatan desa, KUPT Kesehatan Kecamatan, Dinkes dan Rumah Sakit melakukan deteksi pasien hingga ke pelosok desa sampai ke wilayah terpencil. Terhadap pasien dengan status berat kemudian dibawa ke tempat pelayanan yang lebih layak. Pastinya selalu menyiapkan Ambulance di Puskes yang peruntukannya hanya untuk pelayanan masyarakat.
Selanjutnya, ada juga inovasi jamban sehat hasil kerja secara bersama jajaran Dinas Kesehatan, Pemerintah Desa dan PKK, yang juga sudah mendapatkan award dari media “Kompas Gramedia”. Sementara itu inovasi di bidang keagamaan ada program Mura Sempurna Cinta Al Qur’an, Memakmurkan Masjid, Gemar Bersodaqoh dan penerapan Kurikulum Darusalam di sekolah.
Adapun inovasi daerah lainnya sesuai dengan kewenangan daerah, ada dua inovasi yang dipilih untuk dipaparkan. Yaitu inovasi kampung hijau, meliputi padi organik, kampung manis dan gerakan tanam (Gertam) cabai dengan Kampung Pedasnya.
Di sini juga diterapkan inovasi yakni komunikasi melalui group WA untuk memantau selurtuh wilayah guna memastikan mana yang pertumbuhan tanaman cabe dan tebu yang berhasul dan mana yang terkendala. Termasuk sudah bisa dibuat produk hasil olahan kampung manis dan kampung pedas memanfaatkan tehnolgi.
Kemudian inovasi di bidang kewirausahaan dan UKM dengan unggulan program Rumah Lele dan Kopi Selangit.
Usai bupati mempresentasikan inovasinya, para panelis kemudian mengajukan beberapa pertanyaan. Semuanya dijawab dengan lugas oleh Bupati H Hendra Gunawan. Seperti pertanyaan dan ketertarikan panelis terhadap inovasi Pilkades dengan menggunakan sistem e-voting.
Bahwa dengan sistem e-voting, banyak penghematan anggaran yang bisa dilakukan dan logistik yang murah dibandingkan sistem manual. Kemudian honor lebih murah, ada jaminan transparansi dan akuntabilitas.
Panelis kemudian bertanya seperti apa awal mulanya sehingga muncul inovasi Pilkades dengan sistem e-voting di Musi Rawas. Sementara, Panelis lainnya menanyakan tentang filosofi “Lan Serasan Sekentenan” yang menjadi julukan bagi Kabupaten Musi Rawas. Kemudian, menurut panelis, bahwa dalam berinovasi pasti dan dimanapun banyak sekali benturan, baik benturan secara eksternal maupun benturan secara internal.
Benturan itu bisa dari kelompok masyarakat, kelompok adat, budayawan dan lainnya. Kemudian dari sisi internal, bisa saja dari pihak SKPS yang belum tentu mau dan mampu serta paham dengan inovasi yang dilaksanakan oleh pimpinan daerah.
Presentasi Bupati Musi Rawas, H Hendra Gunawan dalam rangka penilaian penghargaan Pemerintah Daerah Inovatif (Innovative Government Award/IGA) Tahun 2017 makin terasa manis. Dimana Bupati Mura H Hendra Gunawan memimpin langsung rombongan menyanyikan lagu Mars Musi Rawas Sempurna yang juga merupakan inovasi Musi Rawas yang tidak ada di daerah lainnya.(Rls/Ar)