MUSI RAWAS, Beligat.com – Petugas Keamanan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika, Kelas II A Muara Beliti memperketat sistem keamanan pintu masuk.
Ini semua dilakukan untuk menjawab dugaan maraknya peredaran Narkoba, terutama terjadi dikendalikan dari dalam lapas.
Dimana, bagi setiap tamu ataupun warga masyarakat hendak berkunjung membesuk Narapida (Napi) dan tahanan semua harus ikuti pemeriksaan, sekaligus wajib tunjukan tanda identitas diri yakni Kartu Tanda Penduduk elekronik (KTPel) serta dicap stempel ditangan pengunjung.
Kepala Lembaga Permasyarakatan Narkotika Kelas II Muara Beliti, Suyatna melalui Kepala Keamanan Lapas (KKLP), Syaikoni mengatakan bahwa dimana sering dipersoalkan hampir sebagian besar tindak kejahatan penyalagunaan narkoba, terutama ativitas peredaraan narkoba terjadi dan dikendalikan dari dalam lapas.
“Sehingga, sudah hampir dua bulan ini kami telah lakukan sistem pengamanan ketat, terutama pintu masuk lapas, dengan terus utamakan setiap aktivitas baik adanya tamu maupun warga masyarakat membesuk tahanan ataupun Napi semua wajib tunjuk kartu identitas diri yang kita pilih itu KTPel,” kata Syaikoni, Minggu (7/10).
Syaikoni menjelaskan, sebenarnya sudah sejak lama, kita perketat keamana pintu masuk lapas. Dimana, polanya dengan stabykan tiga lapis petugas jaga melakukan pemeriksaan.
“Ya, kita juga tidak memungkiri dari semua adanya informasi tidak enak kita terimah, kalau dilapas itu ada mengendalikan narkoba. Kembali sudah hampir dua bulan diberlakukan, semua baik tamu atau warga hendak membesuk. Selain mereka semua dipriksa, juga wajib sebelum masuk itu menujukan indetitas diri yang kita terima yakni KTPel,”jelasnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, semua secara rinci pola pengamanan pintu masuk lapas. Pihaknya menerapkan seperti rangkaian sistem besuk tahan napi. Pihaknya, telah menyediahkan pos sendiri dijaga satu personil yang ditugaskan membuka loket registrasi khusus warga ingin membesuk.
Bersama, juga dengan memberdayakan dua pesonil ditugaskan menjaga pintu masuk utama dengan berbagai peralatan pemeriksaaan barang, didukung penerapan pintu masuk badara mulai metal detaktor, maupu alat pemeriksaa detail barang mengunakan sinar x mendeteksi kemungkinan penyusupan barang-barang terlarang masuk.
“Ini semua dilakukan untuk menjadi sistem kenyamana bagi warga masyarakat hendak membesuk yakni tidak dipungut biaya apapun, begitu juga ketika sudah masuk kedalam lapas juga disediahkan ruangan besuk yang konsep kita terapkan ruangan terbuka mempegunakan lokasi taman yang dengan pengawalan ketat personil jaga,”ucap pria berjengot ini.
Syaikoni menambahkan, pastinya mengurus warga binaaan di masing-masing lapas tidaklah muda.
Karena, bukan cuma dengan keras disiplin keamanan melainkan juga upaya pembinaaan benar-benar diterapkan dengan baik. Dan kembali soal menjawab isu beredar, dari semua telah kita terapkan.
“Kedepan, kita juga segera kordinasisi Kakanwil Kemenhuman. Dimana setiap harinya, tidak hanya tamu atau warga diperiksa tapi seluruh pegawai, siapapun termasuk saya, maupun Kalapas juga mengikutinya,” tutup pria asal Jambi ini.(Enjie)