LUBUKLINGGAU, Beligatupdate.com – Daya konsumtif masyarakat terhadap satu komoditi yakni daging menjelang bulan puasa sangat tinggi. Namun hal ini tidak diimbangi dengan kestabilan harga dipasaran.
Fernandes, salah seorang pedagang daging sapi di Los Pasar Inpres menuturkan jika harga daging stabil atau tidaknya tergantung dari persediaan atau stok dipasaran.
“Kalo stok sapinya banyak, harga bisa stabil tetapi jika stok sedikit dan dari Lampung harga melinjak ya, yang tadinya harga perkilo berkisar 110 sampai 120 bisa menjadi 140 perkilo”, tuturnya.(13/5).
Lanjut kata Fernandes, pedagang daging yang terdaftar di Dinas Perternakan Kota Lubuklunggau sebanyak 23 orang namun yang melakukan pemotongan melebihi yang terdaftar.
“Daging di Lubuklinggau ini kurang pengawasan, yang namanya Los daging kan satu, ya didalam ini. Tapi kalau ada masalah seperti adanya daging celeng, oplosan maupun daging gelonggongan yang kena kan kami. Padahal kan hanya oknum diluar sana yang tidak ada izin dari perternakan maupun Disperindag. Dengan kata lain, bisa dikatakan pasar tidak ada pengawasan sama sekali”, jelasnya.
Dia berharap, pemerintah dalam hal ini Instansi terkait untuk lebih meningkatkan lagi pengawasan baik di Rumah Pemotongan Hewan ( RPH ) maupun para pedagang terkhusus yang tidak terdaftar di Dinas Perternakan dan Disperindag.
“Aku berharap pemerintah lebih ketat lagi lakukan pengawasan, baik du RPH maupun di pasar. Kalu di RPH di luhat apakah sapinya sehat apa tidak, kalu di pasar lihat kalu dari RPH 10 sampe ke pasar 20, nah yang 10 nya harus di cek asalnya dari mana”, pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Lubuklinggau M. Hidayat Zaini ketika dikonfirmasi via WhatsApp mengenai lemahnya pengawasan di RPH dan pasar daging belum bisa memberikqn keterangan hingga berita ini diterbitkan.( Alya/Reki/Red)