Muratara, Beligat.com – Komunitas wisata Danau Rayo, Desa Sungai Jernih, Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) akan mengadakan festival Danau Rayo Agustus mendatang yang bertepaten dengan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI). Festival tersebut yang akan melibatkan semua unsur masyarakat dengan pemerintah daerah, organisasi kepemudaan, partai politik untuk bahu membahu meramaikan dan mensukseskan festival Danau Rayo yang pertama.
Seperti yang dikatak ketua kelompok masyarakat sadar wisata Danau Rayo, Rusli, jika festifal tersebut dilakukan oleh kelompok sadar wisata danau rayo dan bukan dari pemerintah daerah.
“Pagelaran acara festival danau rayo ini dilakukan oleh komunitas Danau Rayo bukan oleh pemerintah daerah, ini bukan dilakukan SKPD-SKPD tertentu termaksud Dinas Pariwisata. Walaupun nantinya mereka terlibat itu sifatnya mensuport, mendorong, meyumbangkan acara dan lain-lain,” kata Rusli saat dikonfirmasi via telfon.
Dalam mengadakan festival tersebut, ia mengatakan kalau itu semua tergantung dari proposal pengajuan, seperti karang taruna. “Karena ini sifatnya swadana dan swadaya, jadi siapa yang mau buat acara menggunaan dana masing-masing,” ujarnya.
Dirinya menjelaskan bagaimana cara danau rayo ini dikelola oleh masyarakat yang sadar wisata. Pemerintah daerah tinggal membuat salah satu kebijakan dan membuat satu fasilitas yang nantinya akan diserahkan ke pihak ketiga untuk mengelolanya.
“Mulai 20 hari yang lalu kami dari komunitas Danau Rayo sudah mulai mencoba membuka ini dan alhamdulillah pengunjung sampai hari ini kurang lebih sudah 10 ribu orang dari satu syawal kemarin. Dan Pengunjung bukan banya dari lokal saja, ada dari luar daerah, luar pulau. Dari aceh yang mampir kesini ketika diperjalanan mau ke Jakarta,” jelasnya.
Ia juga mengaku akan melakukan pembenahan setiap hari, melakukan perbaikan sarana dan pra sarana wisata supaya menarik minat pengunjung.
“Paling tidak secara berkala, kira-kira dua bulan sekali akan melakukan agenda-agenda rutin dalam rangka meningkatkan tempat wisata Danau Rayo dan menjadikan momentum kebangkitan tempat wisata di Muratara,” akunya.
Di singgung mengenai keamanan, ia mengakatan jika tidak ada gangguan sama sekali sejar pertama kali dibuka sampai sekarang. “Dari segi keamanan alhamdulillah dari hari pelaksaan sampai sekarang tidak ada gangguan keamanan, jadi bisa dikatakan aman,” ungkapnya.
Sementara, Arifin (35) warga desa Lawang Agung, Kecamatan Rupit, Kabupaten Muratara mengharapkan Danau Rayo tersebut bukan hanya mitos, bukan hanya namanya saja yang hidup, tapi wisatanya juga harus hidup.
“Untuk memajukan wisata Danau Rayo tidak perlu mewah seperti mau harus bangaun hotel, fasilitas harus lengakap. Artinya diguyur saja dengan fasilitas yang ada, dana yang ada dan sumber daya yang ada,” harapnya.
Ia juga meminta kepada masyarakat yang berada di sekitar tempat wisata Danau Rayo untuk fokus mengembangkan tempat wisata tersebut, ciptakan keyamanan bagi pengunjung yang kesana agar Danau Rayo semakin banyak diminati.
“Kalo masalah jalan, tata ruang itu urusan pemerintah, warga tidak usah ikut kesana tapi fokus ke swadaya masyarakat yang ada disana agar pengunjung aman jika kesana. Bersihkan dengan cara gotong royong, membuat gazebo sebagai kerajinan yang bahan baku bisa di dapatkan dari Danau Rayo itu sendiri,” pungkasnya.*Agus Kristanto