Muratara, Beligat.com – Suku Anak Dalam (SAD) yang ada di Kabupaten Musi Rawas Utara di SP 11 Kelumpang Jaya Kecamatan Nibung yang hidup di perkebunan sawit warga merasa belum mendapat perhatian dari Pemkab Muratara kususnya Dinas Sosial, Sabtu 8/12/2018.
Menurut aktivis lingkungan Mad Yadi mengatakan saat ini Pemerintah daerah sudah selayaknya untuk terus memperhatikan masyarakat SAD yang belum tersentuh bantuan oleh pemerintah khususnya SAD yang ada di SP 11 Kelumpang Jaya Kecamatan Nibung.
“Saya berharap kepada Pemda Muratara tidak membedakan masyarakat satu dengan lainnya, SAD juga butuh perhatian dan bantuan dari pemerintah dan melakukan upaya meningkatkan tarap hidup komunitas masyarakat terasing yang menetap di SP 11 Kelumpang Jaya”, ujarnya.
Lanjutnya, kita prihatin dengan kehidupan mereka yang selalu hidup nomaden atau berpindah-pindah dari satu lokasi kelokasi yang lain. Apalagi saat ini mereka sudah sejak lama hidup dibawah tenda dan sangat memprihatinkan, katanya.
Tambah Mad Yadi, orang Rimba perlu diupayakan untuk hidup menetap dan memiliki sumber mata pencaharian tetap karena pola hidup berpindah-pindah di kawasan hutan selama ini membuat kehidupan mereka memprihatinkan.
Sementara itu menurut Kadis Dinsos Zainal Arifin, saat dikonfirmasi mengatakan sejauh ini banyak yang sudah pemerintah lakukan, baik bidang pembangunan permukiman, usaha ekonomi, sekolah dan pelayanan kesehatan bagi warga SAD yang masih hidup nomaden di Muratara.
“Perhatian ini terus menerus pemerintah lakukan agar kedepan tidak ada lagi warga SAD yang hidup terlunta-lunta, terbelakang terus-menerus dan sakit tanpa perawatan, hal tersebut sudah menjadi tugas pemerintah untuk selalu memperhatikan warganya termasuk SAD karena mereka bagian dari masyarakat Muratara”, tegasnya.
Untuk SAD yang ada di SP 11 Kelumpang, Kadis Dinsos Zainal mengucapkan terimakasih atas informasi yang masyarakat berikan.
“Nanti kita akan cek lokasi, melihat keberadaan mereka dan melakukan pengumpulan data dalam mencari solusi apa yang akan kita lakukan nantinya”, ucapnya.
Keberadaan SAD akan terus kita pantau dan pemerintah tetap membeti perhatian serius. Adanya keberadaan SAD di SP 11 Kelumpang Jaya, kemungkinan lingkungan hutan mereka sudah banyak dikonversi menjadi kebun sawit sehingga tempat mereka mendapatkan makanan sudah berkurang.
“Kedepan kita berharap masyarakat SAD sudah bisa untuk menetap dan berbaur bersama masyarakat lainnya dan tidak berpindah lokasi lagi”, harapnya.*Camiel/Akew