Lubuklinggau, Beligat.com – Generasi muda Nahdatul Ulama (NU), Ahmad Tarsusi, menolak hasil Konfercab Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Kota Lubuklinggau, beberapa pekan yang lalu. Karena dinilai cacat hukum dan cacat moral etika organisasi, karena ketua terpilih terindikasi melakukan money politik.
“Saya ada buktinya jika ketua terpilih melakukan money politik, memberikan sejumlah uang kepada ketua MWC yang mempunyai hak suara pada konfercab PCNU, agar memilih beliau selaku kandidat dan bisa terpilih menjadi ketua Tanfidziah PCNU kota Lubuklinggau,” kata Ahmad Tarsusi, yang biasa disapa Tose pada press rilisnya kepada media Beligat.com. Jum’at, (29/11).
Tose menyayangkan hal tersebut terjadi, karena melanggar etika organisasi yang didirikan para ulama. Dan ketua terpilih dianggap merusak marwah organisasi Islam terbesar di Indonesia.
“Dengan ini jelas kami menolak ustadz Ahmadi yang terpilih sebagai ketua, dan kami meminta beliau di diskualifikasi sebagai ketua maupun sebagai kandidat,” ujarnya.
Selain itu, dirinya juga akan membawa perkara ini ke pengurus wilayah NU Sumsel, dan ke pengurus besar NU.
“Jika ini semua memenuhi syarat untuk diperkarakan ke pihak berwajib atau kepolisian, maka kami akan membawa ini ke ranah hukum. Dan kami yakin masalah ini akan cepat diproses,” ungkapnya.
Dirinya jga meminta kepada SC dan ketua panitia konfercab PCNU kota Lubuklinggau beserta pengurus wilayah NU Sumsel untuk melakukan konfercab PCNU kembali.
Maka dari itu, ia meminta kepada ustadz Ahmadi agar meminta maaf kepada seluruh pengurus PCNU dan panitia, setelah ia harus mundur sebagai ketua terpilih pada konfercab PCNU beberapa pekan lalu.
“Kalau beliau merasa tidak bersalah ya silahkan, karena itu haknya dia. Tapi kami juga punya keyakinan jika beliau bersalah, dan melanggar marwah NU,” paparnya.
Sementara, ketua PCNU terpilih, Ahmadi sampai saat ini masih belum memberikan keterangan mengenai masalah tersebut, saat dikonfirmasi via WhatsApp pribadinya.*DekMo