banner 728x250

Wawancara Direkam, Kadis Perikanan Usir Wartawan

*PWI Sayangkan Arogansi Pejabat

Beligat.com, MUSI RAWAS – Aroma arogansi pejabat terhadap wartawan sepertinya kembali terjadi. Kali ini dialami sejumlah awak media di Kabupaten Musi Rawas saat hendak melakukan tugas jurnalistik di Dinas Perikanan Mura. Aroma sikap arogan dimaksud, berujung pada pengusiran wartawan, Senin (17/10).

Ya, Kepala Dinas Perikanan Mura, Nurhasanah Yoesuf, marah-marah ketika awak media hendak merekam wawancara untuk mengkonfirmasi kegiatan APBD 2021 di dinas tersebut.

“Dak usah direkam-rekam aku dak suka, kau maseh merekam. Kau kusuruh pegi, aku idak main-main,” ucap Nurhasanah.

Kemudian Nurhasanah menantang untuk diwawancarai wartawan agar melakukan spesifikasi kegiatan yang hendak dikonfirmasi. Namun akhirnya menolak dengan keras sambil mengusir wartawan. “Sekarang mano yang nak dikonfirmasi. Kalau seluruh kegiatan, Mahap bae, aku dak senang, keluar-keluarlah,” ujar dia tersulut emosi.

Menanggapi itu, Ketua PWI Mura, Jhuan Silitonga menyayangkan tindakan pejabat yang menghalangi wartawan saat menjalankan tugas jurnalistik.

“Seharusnya pejabat publik dapat lebih arif dan bijaksana melayani wartawan yang melakukan peliputan. Kecuali bila cara-cara kerja wartawan tersebut tidak sesuai, kami akan melakukan peneguran dan pembinaan,” jelas Jhuan.

Dalam menjalani tugas jurnalistik lanjut Jhuan, wartawan harus mengacu pada kode etik jurnalistik dan dilindungi UU No 40 Tahun 1999. “Bila hal itu sudah dipenuhi namun masih ada pejabat publik terkesan arogan, apalagi melakukan pengusiran, berarti pejabat publik tersebut belum memahami tugas seorang wartawan,” terang dia.

Jhuan menambahkan, pihaknya akan melakukan penelusuran dengan menjumpai pejabat dinas tersebut, sehingga persoalan ini tidak berlarut-larut. “Wartawan yang menjalankan tugasnya dengan benar sesuai etika pers itu harus dihargai. Walaupun pokok wawancaranya terkait kegiatan di dinas tersebut, sebab salah satu fungsi media pers yang termaktub dalam UU Pers salah satunya adalah kontrol sosial,” tegas Jhuan. (akew/dkj)

error: Maaf Di Kunci