LUBUKLINGGAU, Beligatupdate.com -PEMIMPIN merupakan seorang pelayan yang setiap saat bersedia untuk melayani rakyatnya. Pemimpin bisa juga diartikan sebagai seorang gembala yang dapat memastikan domba yang digembalanya berada dalam kondisi yang baik dan aman.
Yahya Fitria Saleh, selaku Pemuda Kota Lubuklinggau berpandangan bahwa pemimpin sejati haruslah mempunyai kepekaan atau sense of belogin terhadap rakyatnya. Pemimpin yang seperti itulah yang sangat dirindukan oleh semua orang terutama rakyat marjinal, rakyat miskin, buruh tani, pedagang kecil, hingga rakyat kecil jelata lainnya.
“Sebagai seorang pemimpin rakyat sejati mestinya tidak berorientasi dengan mengharapkan pujian, sanjungan, penghargaan bahkan untuk meminta pengakuan sekalipun dari rakyatnya,”ungkapnya, Kamis (04/01/2018).
Namun, lanjut Yahya tujuan kesejahteraan, kemakmuran, dan ketentraman rakyat adalah misi utama kepemimpinannya. Jika kita melihat konteks riil pemimpin kita yang ada saat ini masih sangat jauh dari harapan seorang pemimpin rakyat sejati.
“Pemimpin kita saat ini lebih suka tampil gagah dihadapan para investor, dihadapan para mitra kerjanya dan lebih bangga menggunakan dasi dan jas dihadapan orang asing, tamu luar, dari pada datang dan melihat langsung kondisi rakyatnya,”jelasnya.
Dijelaskannya, pemimpin rakyat sejati haruslah mempunyai kepekaan yang lebih terhadap rakyat untuk turun kelapangan hingga dapat merasakan langsung penderitaan rakyat ditengah keterpurukan ekonomi, masalah sosial, hingga keterbelakangan pendidikan dikarenakan biaya pendidikan dan beban hidup yang semakin lama kian melambung tinggi.
“Apakah pemimpin seperti ini yang kita harapkan nanti untuk kedepan. Pemimpin yang cenderung seperti boneka hidup yang bisa seenaknya dikendalikan oleh orang asing,”paparnya.
Oleh sebab itu, menurut Yahya seyogyanya pemimpin rakyat sejati sangat dekat dengan rakyat bukan sangat dekat dengan pemilik modal, sederhana dan membawa kesejukan, serta kedamaian bagi seluruh rakyatnya.
Terlebih dia tahu ‘hidden mission’ yang ditargetkan oleh Pemerintah demi tujuan mencapai kemakmuran dan kesejahteraan dan siap mengorbankan banyak hal untuk rakyatnya sekalipun nyawa sebagai taruhan.
Bung Karno pernah mengatakan “saya mencintai keluargaku tapi saya lebih mencintai rakyat dan negeriku”. Sangat jelas kegalauan dan ketidakpuasaan rakyat terhadap pemimpin kita hari ini yang lebih cenderung kepada kepuasaan pribadi atau golongan dari pada kepentingan rakyat banyak.
“Sudah sepantasnya pemimpin yang seperti itu diakhiri saja dari kancah perpolitikan karena jika terus berlajut akan merugikan rakyat banyak, dengan ambisi yang tak berkesudahan menyembah kepada kepetingan asing dan membiarkan rakyat hidup terus-menerus dibawah kontrol asing dari kaki tangannya penguasa,”paparnya.
Ditambah lagi krisis kepercayaan yang telah melanda rakyat mendorong keinginan semua pihak agar terciptanya perubahan kepemimpinan di tahun depan. Perubahan yang dapat memberikan kontribusi nyata bagi rakyat sehingga yang terasa bukan lagi sebuah seremoni nuasa kegembiraan belaka.
“Melainkan perubahan yang benar-benar melandasi rasa keadilan hingga sampai kepada perubahan ke arah sendi-sendi perekonomian, sosial, dan politik untuk tujuan kedaulatan penuh cita-cita rakyat. Semoga terwujud segenap rakyat Bangkit, Berjuang dan Bersatu,”pungkasnya. (Rls/Reki A)